Kotagede bukan hanya lanskap sejarah dan kebudayaan Yogyakarta, tapi juga entitas bisnis kerakyatan yang mendunia, sekaligus wilayah percontohan berprestasi nasional. Reputasi menyeluruh untuk sebuah tempat tinggal, destinasi wisata, pun lokus studi bonafide.

Pandemi Covid-19 kemudian datang tanpa diundang. Kotagede tak mungkin diam. Gotong royong sebagai pranata utama dan bahan  bakar kemasyarakatan sejak dahulu kala hadir dalam berbagai wujud kepedulian dan langkah taktis-strategis membendung pandemi.

Pada titik tertentu semasa pandemi, kurang lebih sama dengan banyak tempat tinggal di berbagai belahan dunia, terutama Yogyakarta, Kotagede mengalami masa-masa mencekam, seperti di ambang pintu kematian dan tragedi. Masa sulit yang kemudian dapat entas oleh dedikasi dan kontribusi tanpa pamrih. 

Kotagede bahkan menorehkan banyak prestasi semasa pandemi. Sebentuk bukti bahwa kebersamaan warga untuk saling menjaga yang didasari tradisi baik tentang kemanusiaan, Kotagede pada akhirnya tetap eksis dan tampil merepresentasi Yogyakarta yang berpengetahuan dan berprestasi.

Buku ini ditulis oleh sosok yang tepat. Penulis adalah Mantri Kotagede yang terjun langsung berurusan dengan pandemi dan seluk-beluknya. Dari tangannyalah, berbagai kebijakan pengendalian pandemi ditempuh dan dicapai optimal, dengan tanpa meninggalkan banyak tradisi baik, hingga dikenal sebagai wilayah berprestasi dan dirindukan banyak orang di dunia.

Tersedia di Google Book.